Tetapi apakah Anda tahu, banyak orang berpikir bahwa kesepian biasanya negatif?
Ya, ada orang yang percaya akan keyakinan yang terbalik akan arti kesepian ini. Mereka cenderung melarikan diri dari perasaan sepi dengan melibatkan diri dalam kenikmatan yang semu seperti melihat film, minum atau bahkan menggunakan obat-obatan terlarang. Beberapa orang menerima bahwa merasa sepi itu adalah suatu yang buruk. Mungkin karena orang-orang yang mengenal mereka berkata kepada mereka, “Jangan sedih.” “Jangan menangis.” “Jangan merasa buruk.” Mungkin mereka diberitahu bahwa perasaan yang benar hanya sukacita, kebahagiaan dan rasa syukur.
Sehingga mereka berakhir dengan mencoba menolak atau mencoba menutupi apa yang sesungguhnya mereka rasakan.
Ketika saya remaja, Saya kehilangan ayah saya.
Banyak teman saya datang untuk menghibur. Keluarga saya dan saya sangat menghargai simpati dan penguatan yang kami terima. Beberapa berkata agar saya menjadi kuat. Yang lain menyarankan saya untuk maju terus.
Tetapi apa yang saya sangat hargai adalah mereka yang berkata sesungguhnya tentang apa yang saya rasakan saat itu.
Beberapa orang ini mengetahui arti dari berduka yang sesungguhnya.
Mereka berkata agar saya menangis.
Mereka berkata bahwa seluruh keluarga saya akan mengalami duka yang dalam, tetapi hanya untuk sementara.
Mereka bahkan membuatnya menjadi jelas bahwa saya harus pergi kepada Tuhan dan bertanya kepadaNya mengapa ini harus terjadi jika saya merasa ingin melakukannya.
Suatu hari, saya mengikuti apa yang mereka katakan. Saya pergi kepada Tuhan dan bertanya kepadaNya mengapa.
Saya menemukan penghiburan di dalamNya.
Dalam Injil Yohanes kita akan menemukan ayat terpendek di dalam Perjanjian Baru. “Yesus menangis.”
Ayat ini mengatakan begitu banyak mengenai kenyataan dari berduka dan merasa sepi.
Lazarus, sahabar terkasih dari Yesus, meninggal. Ketika Yesus mengunjungi makamnya dan melihat orang-orang menangis, Yesus menangis bersama mereka. Jika kesepian itu buruk, mengapa Yesus menangis? Mengapa Ia menangis bersama mereka yang sedang berduka? Jika salah untuk menjadi sedih, mengapa Yesus sedih karena Ia kehilangan temanNya?
Tidak MASALAH untuk merasa sepi. Kesedihan bukanlah musuh.
Kesepian akan menghancurkan hanya ketika kita sepi untuk jangka waktu yang lama.
Satu bahaya adalah mengubah duka kita menjadi gaya hidup.
Setelah Yesus menangis, Ia memanggil nama Lazarus kemudian Lazarus keluar dari makamnya hidup.
Setelah Yesus menangis, Ia memberikan hidup kepada Lazarus.
Ijinkan duka Anda berubah menjadi hidup.
Pemazmur berkata, “Duka hanya tinggal untuk semalam, tetapi suka cita datang di pagi hari.”
Apakah sekarang Anda kesepian karena suatu alasan tertentu?
Pergi kepada Tuhan.
Dia mengerti.
Diterjemahkan oleh Ignatius Susilo dari buku “ENJOY GOD'S BEST FOR YOUR LIFE" karangan Arun Gogna (Catholic Preacher from Philipinne)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar