Selasa, 04 Oktober 2011

GOD KNOWS YOUR VALUE


PS – God want to speak to you so take your time to read it and be blessed…. \o/

Note from me - My soul was jumped out when I read this book “Your Best Life Know by Joel Osteen”. This is a nice, inspiring, blessing, open-minded book. Well, I’m still reading it but when I read this section, my mind just said “WOW..” So I want to share one of the sections from all the amazing chapter of this book.

How many people have been put down by the devil. The devil tells lies in our life that we are not worthy, unloved, always fail, not good enough, etc.  The enemy tries to torn down our value as a son of God. So may this truth set us free. No matter what has happened, we still His son and daughter of God.

God is forgiving God. He is a God of second chances. No matter how many time we fail Him r how many mistakes we make, our value in God’s eyes remains exactly the same.

Let us start…. ^^

=================================================

May be you live or work with somebody who is emotionally abusive, always putting you down and criticizing you, telling you what a terrible person you are. Let that misinformation go in one ear and out the other. Constantly remind yourself that you are made in the image of Almighty God. Remind yourself that he has crowned you with glory and honor, that you God’s own masterpiece. Don’t let other people play games with your mind, deceiving you into thinking that your value has diminished.

You may feel that your great aspirations have been dashed by the choices you have made or the choices imposed on you by others. You may feel that you are trapped in a rut, but there’s hope! God wants to restore your sense of value. David wrote, “God has lifted me out of the horrible pit and He set my feet upon a rock and He put a new song in my mouth.” God wants to put a new song in your heart; He wants to fill you with hope. He wants you to know that He loves you more than you can imagine and He can turn your dashed dreams into something beautiful.

I recently read a retelling of the timeless story The Tale of Three Tress. This fictitious children’s book relates the lofty aspirations of an olive tree, an oak tree, and a pine tree. Each of these trees had a great dream to become something special in life. The olive tree dreamed of becoming a finely crafted treasure chest. It wanted to hold gold, silver, and precious jewels. One day a woodsman chose the one olive tree, out of all the trees in the forest, and cut it down. The olive tree was so thrilled. But as the craftsmen began to working on him, the tree realized they weren’t making him into a beautiful treasure chest; they were making him into a manger to hold food for dirty, smelly animals. Heartbroken, his dreams were shattered. He felt worthless and demanded.

Similarly, the oak tree dreamed of becoming part of a huge ship that would carry important kings across the ocean. When the woodsman cut down the oak, he was so excited. But as time went on, he realized the craftsmen weren’t making him into a huge ship. They were making him into a tiny fishing boat. He was so discouraged, so disappointed.

The pine tree lived on top of a high mountain. Its only dream was to always stand tall and remind people of God’s great creation. Bit in a split second, a bolt of lightning sent it tumbling to the ground, destroying its dream. The woodsman came and picked it up and carried it off to the scrap pile.

All three of these tress felt they had lost their value and their worthy; they were so discouraged, so disappointed. Not one of their dreams had come to pass. But God had other plans for these trees. Many years later, Mary and Joseph couldn’t find any place to give birth to their little baby boy. They finally found a stable, and when Jesus was born they placed Him in a manger made from – you guessed it – the olive oil tree. The olive tree had wanted to hold precious jewels, but God had better plans, and it now held the greatest treasure of all time, the Son of God.

A few years went by and Jesus grew up. One day He needed a boat to cross to the other side of the lake. He didn’t choose a large, fancy ship; He chose a small, simple fishing boat made from – you guessed it – the oak tree. The oak tree wanted to carry important kings across the ocean, but God had better plans. The oak tree carried the King of kings.

A few years went by, and one day some Roman soldiers were rummaging around in the pile of scrap wood where the discarded pine tree lay. That pine tree just knew they were coming to cut him up for firewood. But much to its surprise, they cut only two small pieces out of it and formed them into a cross. And it was on this pine tree that Jesus was crucified. That tree is still pointing people to God’s love and God’s compassion to this day.

The point of the classic story is clear: All three trees thought they had lost their value, that their stories were over, yet they became integral parts of the greatest story ever told.

God knows your value; He sees your potential. You may not understand everything you are going through right now. But hold your head up high, knowing that God is in control and He has a great plan and you’d hoped, but the bible says that God’s ways are better and higher than our ways. Even when everybody else rejects you, remember, God stands before you with His arms open wide. He always accepts you. He always confirms your value. God sees your two good moves! You are His prized possession. No matter what you go through in life, no matter how many disappointments you suffer, your value in God’s eyes always remains the same. You will always be the apple of His eye. He will never give up on you, so don’t give up on yourself.

Senin, 08 Agustus 2011

14 Cara Mencapai Kerendahan Hati

Cara-Cara Mencapai Kerendahan Hati

1. Berbicara sedikit mungkin tentang
    diri sendiri.

2. Uruslah persoalan-persoalan pribadi.

3. Hindari rasa ingin tahu.

4. Janganlah mencampuri urusan orang
    lain.

5. Terimalah pertentangan dengan
    kegembiraan.

6. Jangan memusatkan perhatian
    kepada kesalahan orang lain.

7. Terimalah hinaan dan caci maki.

8. Terimalah perasaan tak diperhatikan, dilupakan dan dipandang rendah.

9. Mengalah terhadap kehendak orang lain.

10. Terimalah celaan walaupun Anda tidak layak menerimanya.

11. Bersikap sopan dan peka, sekalipun seorang memancing amarah Anda.

12. Janganlah mencoba agar dikagumi dan dicintai.

13. Bersikap mengalah dalam perbedaan pendapat, walaupun Anda yang benar.

14. Pilihlah selalu yang tersulit.

by: Mother Teresa

Jumat, 18 Maret 2011

MENGUBAH PERKATAAN ANDA, MENGUBAH HIDUP ANDA

Seseorang bertanya pada saya, “Bo, saya ingin mengubah hidup saya.
Saya berdoa.  Saya membaca Alkitab.  Saya menghadiri persekutuan doa.
Apa lagi yang dapat saya lakukan?”

Saya katakan pada orang itu, “Jika Anda ingin mengubah hidup Anda,
ubahlah perkataan Anda.”  Saya percaya bahwa jika Anda mengubah
perbendaharaan kata Anda, Anda mengubah kisah hidup Anda.

Hanya segelintir orang yang mengerti hal ini: Perkataan Anda mempunyai
kekuatan fisik.  Mereka berdampak terhadap hidup Anda.   Mereka
berdampak terhadap tubuh Anda.  Mereka berdampak terhadap orang-orang
di sekitar Anda.  Mereka berdampak terhadap dunia Anda.


"Bagaimana Membesarkan Seorang Anak Jenius"

Beberapa hari lalu, seorang teman datang pada saya dan bertanya, “Bo,
bagaimana kamu membesarkan Bene untuk menjadi seorang jenius?  Bukumu
berikutnya seharusnya, Bagaimana Membesarkan Seorang Anak Jenius.”

Saya percaya anak saya sungguh seorang jenius.

Ia menulis sebuah blog ketika berusia 9 tahun, menulis sebuah rubrik
di majalah pada usia 8, menjadi seorang pembawa acara di usia 7, dan
memulai sebuah bisnis di usia 5 tahun.  Hari ini, ia dapat membaca
sebuah buku yang tebal dalam satu hari.

Saya akan ceritakan pada Anda bagaimana membesarkan seorang jenius.

Pertama-tama, ayahnya haruslah seorang jenius.  (Peringatan:
Terkadang, ia menjadi tidak waras juga.)

Hanya bercanda.

Satu alasan mengapa putera saya seorang jenius?  Karena saya
mengatakan hal itu kepadanya.  Karena kekuatan dari kata-kata.

Sejak ia masih bayi, saya mengatakan padanya, “Kamu seorang jenius.”

Ketika ia masih sangat kecil, dan ibunya memegang tangannya yang kecil
dan bernyanyi, “Tutup, buka, tutup, buka,” dan ia mengikuti ibunya…
saya berteriak padanya, “Kamu seorang jenius!”

Sekarang, saya tahu bahwa 99,99% dari semua bayi bisa melakukan itu,
tapi saya tidak perduli.  Bagi saya, bayi saya adalah seorang jenius.

Ketika Bene masih anak-anak, dan ia dapat mengambil sebuah buku dan
membuka sebuah halaman, saya berteriak padanya, “Kamu seorang
jenius!”  Sekalipun jika buku itu terbalik dan yang ia lakukan hanya
membuat halaman buku itu basah oleh liurnya.  Itu tidak masalah.  Bagi
saya, ia tetap adalah putera saya yang jenius.

Itulah kekuatan dari perkataan kita…


"Memerintah Dunia"

Mari saya bacakan bagi Anda sebuah kisah favorit saya dalam Alkitab.

Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-
muridNya, “Marilah kita bertolak ke seberang…” (Markus 4:35)

Pergi ke seberang danau bukanlah keinginan para murid.

Itu adalah keinginan Yesus.

Para murid tidak mengatakan, “Yesus, mari pergi ke seberang danau!”
Yesuslah yang mengatakan itu pada mereka.

Saya merasa hal ini patut diperhatikan.  Anda lihat, banyak orang
berpikir bahwa karena Tuhan sedang menuntun mereka, Ia akan membuat
kita terhindar dari semua badai.

Itu tidak benar.

Inilah kebenarannya: Terkadang, Tuhan akan membawa Anda masuk ke dalam
suatu badai.

Karena badai itu baik.

Badai mengguncang Anda.  Dan guncangan itu baik.

Guncangan menyingkirkan keangkuhan Anda.  (Ini adalah para nelayan
berpengalaman.  Mereka telah melewati cuaca yang keras.  Namun pada
hari ini, para nelayan ini berteriak, “Tolong!  Kami akan mati!”)

Guncangan menyingkirkan kepuasan Anda terhadap diri sendiri.

Guncangan memaksa Anda bertumbuh.

Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus
beserta dengan mereka dalam perahu dimana Yesus telah duduk dan perahu-
perahu lain juga menyertai Dia.  Lalu mengamuklah taufan yang sangat
dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu
mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan
di sebuah tilam.  (Markus 4:36-38a)

Dunia batin akan selalu mengendalikan dunia luar.  Di dalam dunia
batin Yesus, tidak ada badai.  Yang ada hanya ketenangan.

Jangan takut terhadap badai di sekeliling Anda.  Merasa takutlah
terhadap badai di dalam diri Anda.  Rasa stres.  Tekanan.
Kekuatiran.  Saya mendorong Anda untuk menyerahkan semua itu kepada
Tuhan.

Maka murid-muridNya membangunkan Dia dan berkata kepadaNya: “Guru,
Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”  Ia pun bangun, menghardik
angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam!  Tenanglah!”  Lalu
angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.  (Markus 4:38b-39)

Saya ingin berfokus pada kata “menghardik”.

Kata-kata punya kuasa.  Kata-kata menciptakan alam semesta ini.

Dalam Mazmur 33:6 (Terjemahan sehari-hari) dikatakan, Tuhan memberi
perintah, maka langit tercipta; matahari, bulan dan bintang dijadikan
oleh sabdaNya.

Segala sesuatu dimulai dari Firman.  Alkitab mengatakan, “Pada mulanya
adalah firman.”  Dengan cara yang sama, perkataan Anda memiliki
kekuatan mencipta.


“Minta Spaghetti Bau Dan Air Berpasir!”

Bayangkan seorang pria pergi ke sebuah restoran.

Ia memilih sebuah meja dan duduk.

Ketika pelayan bertanya apa yang ia inginkan, ia berkata, “Saya ingin
pesan sepiring spaghetti yang bau, dengan cacing di atasnya; semangkuk
sup yang tengik dengan sejumlah lalat berenang di dalamnya, dengan
gaya punggung (Catatan: Bukan gaya bebas, bukan gaya dada.  Hanya gaya
punggung!); dan segelas air dari kloset, dengan UFO – benda mengapung
yang tidak dikenal – di dalamnya.”

Pelayan terkejut.  Ia bertanya, “Tuan, Anda yakin?”

“Itulah yang saya inginkan!” teriak pria itu.

Pelayan itu menggelengkan kepalanya dan berjalan kembali ke dapur.

Setelah beberapa waktu (memerlukan waktu lama untuk mengumpulkan apa
yang diminta), ia membawakan pria itu makanan yang dipesannya.

Pria itu meringis saat ia melihat pada makanan menjijikkan di atas
meja dan berkata, “Yaaaakkkk!”

Pelayan itu menggaruk kepalanya, dan berkata, “Tapi Tuan, itulah yang
Anda pesan.”


"Arti Dari Cerita Gila Ini"

Inilah kebenarannya: Hidup adalah sebuah restoran besar.

Dan Anda adalah tamunya.

Dan alam semesta adalah pelayannya.

Semua ciptaan Tuhan sedang menanti pesanan Anda.

Apa yang Anda inginkan?

Sebagian besar dari apa yang Anda alami dalam hidup Anda merupakan
hasil dari apa yang Anda pesan.

Dan dengarkan saya: Anda memesan lewat perkataan Anda.  (Anda juga
memesan lewat pikiran dan tindakan Anda, tapi itu artikel yang lain
nanti!)

Apa yang biasanya Anda ucapkan?

-  Tentang finansial Anda?
-  Tentang kesehatan Anda?
-  Tentang keluarga Anda?
-  Tentang relasi Anda?

Persis seperti pria ini, banyak orang mengucapkan hal-hal yang
mengerikan tentang diri mereka sendiri, tentang masa depan mereka,
tentang hidup mereka, mereka memesan hal-hal mengerikan ini!


"Kutukan Dari Pembicaraan Negatif"

Saya tahu banyak orang yang mengatakan secara berulang-ulang…

-  “Saya tidak akan pernah berhasil.”
-  “Saya akan selalu miskin.”
-  “Nenek saya meninggal karena kanker.  Ibu saya meninggal karena
kanker.  Mungkin saya akan meninggal karena kanker juga.”
-  “Anak-anak saya tidak baik.  Mereka tidak pernah berarti apa-apa.”
-  “Oh celakalah saya.  Hidup saya bagaikan sebuah telenovela.  Hidup
saya merupakan satu seri percobaan yang tiada habisnya.”

Ketika orang mengatakan hal-hal ini, sebenarnya mereka sedang memesan
hal-hal mengerikan ini dari alam semesta lebih banyak lagi.

Tidakkah Anda perhatikan?

Orang yang mengeluh mendapat lebih banyak dari apa yang mereka
keluhkan.

Ketika Anda mengeluh tentang masalah Anda, Anda sedang meminta “lebih
banyak” dari masalah Anda.
Karena itulah kekuatan dari perkataan Anda.


"Ketika Saya Bertemu Seorang Skeptis"

Suatu hari, saya memberi kotbah ini dan seorang pria menghampiri saya
dan berkata, “Bo, dengan segala hormat, saya tidak setuju dengan
Anda.  Saya tidak membeli sihir tentang kata-kata ini.  Kata-kata itu
murah.  Kata-kata bukan apa-apa.  Perkataan saya tidak mempengaruhi
saya sama sekali!”

Maka saya katakan padanya, “Kalau begitu Anda adalah seorang
sukarelawan yang sempurna untuk sebuah percobaan besar yang sedang
saya lakukan.”

“Percobaan apa?” tanyanya.

“Saya akan membayar Anda dua juta Rupiah, jika selama 10 hari ke
depan, Anda akan mengatakan, dengan emosi dan keyakinan, ‘Saya
menderita kanker stadium akhir!  Saya menderita kanker stadium
akhir!’”
Tiba-tiba, mukanya berubah pucat dan berkata, “Ah, saya sibuk.”

Percayalah, tak seorang pun akan menerima tawaran saya.

Karena jauh di dalam hati, kita tahu bahwa perkataan kita sangat
berkuasa.


"Anda Dapat Mengarahkan Layar Anda"

Perkataan Anda mempunyai dua jenis kekuatan.

Pertama, perkataan Anda mempunyai kuasa atas diri Anda.

Kedua, perkataan Anda mempunyai kuasa atas dunia Anda.

Kekuatan pertama mudah dimengerti.

Jim Rohn berkata, “Anda tidak dapat mengubah arah angin, tapi Anda
dapat mengubah arah layar Anda.”

Saya belajar sesuatu yang mengejutkan tentang perahu layar.

Tahukah Anda bahwa perahu layar dapat berlayar melawan angin?

Jika angin mendorong perahu layar ke arah ia ingin berlayar, itu
bagus.  Tapi bagaimana jika angin bertiup ke arah berlawanan?

Saya mempelajari bahwa perahu layar, dengan suatu siasat yang disebut
“tacking”, dapat menyesuaikan layarnya dan bergerak dengan zigzag,
bergerak ke arah angin.

Anda adalah perahu layar.  Keadaan yang terjadi di sekeliling Anda
adalah angin.  Dan perkataan Anda adalah layar Anda.

Anda tidak dapat mengendalikan angin.

Hal yang sama, Anda juga tidak dapat mengendalikan keadaan Anda.  Anda
tidak dapat mengendalikan ekonomi.  Anda tidak dapat mengendalikan
atasan Anda.  Anda tidak dapat mengendalikan suami Anda.  Anda tidak
dapat mengendalikan apa yang dipikirkan orang lain.  Dan Anda tidak
dapat mengendalikan ibu mertua Anda.

Tapi inilah yang dapat Anda kendalikan:  Anda dapat mengendalikan
perkataan Anda.

Dan sama halnya menyesuaikan layar dari perahu layar, dengan kekuatan
perkataan Anda, Anda masih dapat bergerak melawan angin.


"Masalah Adalah Hadiah"

Minggu lalu, saya merasa berat hati karena beberapa masalah dalam
pekerjaan.  Semua adalah masalah yang biasa saya temui.  Bukan masalah
besar.  Tapi sekalipun kecil, masalah itu datang silih berganti,
seperti ombak yang bergulung-gulung menerpa saya.

Setiap saya merasa patah semangat, saya belajar suatu teknik sederhana
yang ingin saya ajarkan pada Anda hari ini.  Setiap kali saya
menghadapi suatu masalah, daripada saya sebut masalah, saya
menyebutnya hadiah.

Saya tidak menyebut mereka percobaan, saya menyebut mereka harta.

Saya tidak menyebut mereka beban, saya menyebut mereka berkat.

Maka saya berseru dengan keras, “Tuhan, terima kasih kalau masalah
saya adalah kesempatan bertumbuh.  Saya percaya bahwa Tuhan turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka
yang mengasihiMu.  Saya percaya bahwa apa yang dimaksudkan untuk
menyakiti saya, Engkau akan mengubah dan menjadikannya baik bagi
saya.”

Dengan segera, saya merasa beban berat itu terangkat dari jiwa saya.


"Yang Lemah Menyebut Saya Kuat"

Alkitab mengatakan, “Orang yang tidak berdaya berkata, ‘Aku ini
pahlawan!’” (Yoel 3:10).

Alkitab tidak mengatakan, “Orang yang tidak berdaya mengatakan mengapa
ia tidak berdaya, dan bagaimana ia tidak berdaya, dan di mana ia tidak
berdaya, dan membicarakan ketidak-berdayaannya setiap hari…”  Alkitab
mengatakan, “Orang yang tidak berdaya mengatakan ‘Aku ini pahlawan!’”

Kemarin saya memberikan seminar sehari penuh tentang kewiraswastaan.
Sangat luar biasa.  Tapi saya merasa lelah.  Ketika saya menjemput
isteri saya tadi malam, ia berkata, “Bo, kamu kelihatan lelah.”  Saya
memang lelah.

Ketika saya bangun pukul 4 pagi ini, saya masih merasa tubuh saya
sangat lelah.  Susah rasanya untuk bangun.

Tapi saya sudah belajar tentang ini sejak dulu: Orang yang tidak
berhasil menggunakan perkataan mereka untuk menggambarkan situasi
mereka; Orang yang berhasil menggunakan perkataan mereka untuk
mengarahkan keadaan mereka.

Saya bisa saja berkata, “Saya lelah; saya penat; saya letih…”

Sebaliknya, saya berkata, “Saya kuat.  Saya sehat.  Saya
diperlengkapi.  Saya diurapi.  Saya diberkati.  Kekuatan dari Tuhan
sedang mengalir dalam tubuh saya.”

Dalam waktu beberapa menit, saya merasa begitu baik!

Jangan katakan tentang bagaimana Anda; katakan Anda ingin menjadi
bagaimana.  jangan katakan tentang di mana Anda; katakan ke mana Anda
ingin pergi!

Jangan hanya mengatakan tentang masalah Anda; Katakan tentang tujuan
Anda.  Karena masalah menarik Anda ke bawah.  Tapi tujuan mengangkat
Anda ke atas.  Dan saya telah belajar bahwa jika Anda mengejar tujuan
Anda, banyak masalah Anda akan terselesaikan seiring berjalannya
waktu.

Karena itu jangan berdiam dalam kesulitan Anda.  Tinggallah dalam
mimpi-mimpi Anda!

Jika Anda tidak mempunyai uang, jangan mengaku, “Saya miskin.  Saya
tidak punya uang.  Oh celakalah saya…”  Jika Anda tidak punya uang,
katakan, “Saya hanya tidak punya uang untuk sementara waktu”.  Jika
Anda miskin, jangan katakan, “Saya miskin.”  Jika Anda miskin,
katakan, “Saya siap untuk menjadi kaya!”


"Tidak Harus Realistis"

Beberapa orang akan mengatakan pada saya, “Tapi Bo, jika saya katakan
demikian, itu tidak realistis…”

Saya akan mengejutkan Anda.  Terkadang, nasehat paling buruk yang
dapat Anda berikan kepada seseorang adalah “harus realistis”.

Jika seseorang menasehati Wrights bersaudara, “Harus realistis!” dan
mereka mengikuti nasehat itu, hari ini kita tidak akan bisa bepergian
dengan pesawat ( dan pergi ke Beijing hanya dengan lima ratus ribu
Rupiah!)

Jika seseorang menasehati Thomas Alba Edison, “Harus realistis” dan ia
mengikuti nasehat itu, kita tidak akan bisa masuk ke kamar, menekan
tombol, dan membuat malam menjadi terang.

Jika seseorang menasehati Larry Page dan Sergey Brin, “Harus
realistis” dan mereka mengikuti nasehat itu, kita tidak akan bisa
mencari sebuah kata di google dan mendapat 437 juta hasil dalam 0,29
detik!

Dengarkan dengan seksama:  Menjadi Realistis adalah jalan untuk
menjadi biasa-biasa saja.

Jika saya menjadi realistis, kita tidak akan menyelenggarakan acara
Feast (persekutuan doa mingguan kami) di Philippine International
Convention Center – salah satu tempat konferensi terindah di seluruh
Asia.

Jika saya menjadi realistis, kita tidak akan bertujuan untuk memiliki
1000 Feast di seluruh dunia.  (Omong-omong soal tujuan itu, sesuatu
yang luar biasa terjadi Jumat lalu.  Teman saya Obet Cabrillas
mengadakan sesi kedua di SM Manila dimana 400 orang hadir.  Pada hari
yang sama, Alvin Barcelona mengadakan sebuah pertemuan mingguan Feast
yang baru di sekolahnya, Barcelona Academy, di Marilao Bulacan.  Dan
500 orang hadir.)

Tidak harus realistis.

Karena kata-kata mempunyai kekuatan kedua…


"Perkataan Mempunyai Kuasa Atas Dunia Anda"

Di samping mempunyai kuasa atas Anda, dengan cara yang misterius,
perkataan juga mempunyai kuasa atas dunia Anda.

Apa yang sedang saya katakan?  Dalam lari jarak jauh, arah layar kita
akan merubah arah angin.

Saya tidak tahu bagaimana itu terjadi, tapi itu terjadi.

Inilah satu-satunya penjelasan saya:  Tuhan yang melakukannya.

Tahun lalu, saya sedang berlibur, menghabiskan waktu dengan keluarga
saya di pantai.  Masih pagi sekali ketika staf saya menelepon.  Ketika
ia menjelaskan masalahnya pada saya, ia terdengar seperti seakan dunia
berakhir.  Masalahnya begitu besar, dan akan menghancurkan seluruh
bisnis saya.

Saya ingat merasa begitu tercekam.  Saya tidak dapat melakukan apa-
apa, kecuali berdoa.  Rasa putus asa dan ketakutan menggerogoti hati
saya.  Selama beberapa menit, semua hal yang membuat tertekan ini
merasuki pikiran saya.  “Oh celakalah saya, para pelanggan saya akan
marah terhadap saya, saya akan kehilangan bisnis ini, saya harus
memulainya dari awal lagi…”

Tapi kemudian saya ingat kekuatan dari perkataan saya.

Saya sendirian pagi itu, menghadap pantai.  Saya berdiri dan
berteriak, “Tuhan adalah kemenangan saya.  Bisnis ini diberkati.  Apa
yang dimaksudkan untuk menyakiti saya, Tuhan akan ubahkan menjadi
berkat bagi saya.  Bisnis saya begitu diberkati, saya tidak mengejar
pelanggan, pelanggan yang mengejar saya…”

Saya tidak merasa ingin mengucapkan kata-kata tersebut.  Yang ingin
saya lakukan adalah mengeluh dan berkeluh-kesah!  Tapi saya tetap
mengatakannya.

Ketika saya kembali dari liburan, saya menghadapi masalah dengan
harapan dan iman dalam hati saya.

Hari ini, bisnis itu menjadi semakin kuat.  Sebenarnya, setahun
sesudah masalah itu, bisnis saya sekarang menjadi dua kali lipat!

Inilah pernyataan yang penuh kuasa yang saya ingin Anda katakan setiap
hari…


"Ucapkan Berkat"

1.  Berkati Seluruh hidup Anda:
Saya adalah kesayangan Tuhan dan adalah kesukaannya untuk memberkati
saya.  Saya diurapi oleh Tuhan untuk melayani dan memberkati dunia.
Sungai berkat Tuhan mengalir atas saya di setiap waktu dalam hidup
saya.  Semua yang saya butuhkan datang menghampiri saya.  Saya adalah
sebuah magnet berkat.  Saya dibimbing Tuhan di setiap waktu.

2.  Berkati Tubuh Anda:
Saya menjadi semakin baik dan semakin kuat setiap hari.  Kuasa
kesehatan dan kesembuhan Tuhan mengalir dalam tubuh, jiwa, dan pikiran
saya.  Dengan umur panjang, saya akan melayani Tuhan, dalam nama
Yesus.

3.  Berkati Orang yang Anda Cintai:
Orang yang saya cintai bertumbuh semakin dekat kepada Tuhan.  Jauh di
dalam hati, Roh Kudus sibuk bekerja dan mengubah orang ini.  Anak
Tuhan ini dibebaskan dari segala ketergantungan.  Tujuan Tuhan akan
dipenuhi dalam hidup orang ini.  Saya menyatakan bahwa saya dan seisi
rumah saya, kami akan melayani Tuhan, dalam nama Yesus.

4.  Berkati Relasi Anda:
Tuhan sedang memberkati relasi saya.  Kasih semakin bertambah.
Melayani satu sama lain sedang bertumbuh.  Pengampunan, kerendahan
hati, dan pengertian mengalir seperti sungai dalam relasi saya.  Luka-
luka lama disembuhkan.  Ikatan di antara kami semakin kuat dan dalam,
dalam nama Yesus.

5.  Berkati Keputusan Anda:
Langkah orang baik diperintah oleh Tuhan.  Tuhan memimpin langkah
saya.  Tuhan menolong saya untuk membedakan yang benar dari yang
salah.  Tuhan menunjukkan jalan menuju kelimpahan, dalam nama Yesus.

6.  Berkati Masalah Anda:
Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan
bagi mereka yang mengasihi Dia.  Kesulitan yang saya hadapi sekarang
akan memberkati saya dengan cara yang besar.  Apa yang dimaksudkan
untuk menyakiti saya, Tuhan akan mengubah dan menjadikannya baik bagi
saya, dalam nama Yesus.

7.  Berkati Finansial Anda:
Saya kaya dan menjadi semakin kaya.  Saya murah hati dan menjadi
semakin murah hati.  Kelimpahan Tuhan menyediakan setiap kebutuhan
saya.  Semua yang saya sentuh berjalan baik dan berhasil.  Pintu-pintu
baru akan terbuka di hadapan saya.  Orang-orang yang tepat akan
berjalan memasuki kehidupan saya.  Tuhan akan membuat pekerjaan tangan
saya berhasil.  Sebagaimana saya menggunakan talenta saya untuk
melayani orang lain, saya akan diberkati.  Uang akan mengalir dengan
berlimpah pada saya.  Saya mendapat penghasilan dari usaha yang saya
pilih, dalam nama Yesus.

Majulah.

Ciptakan mukjizat Anda dengan perkataan Anda.


Semoga impian Anda menjadi kenyataan,

Bo Sanchez

(Diterjemahkan oleh: Jessica Jeanne P.)

Rabu, 12 Januari 2011

Lepaskan!!!

Suatu malam seorang pria berjalan di sepanjang tebing curam ketika ia tidak sengaja terlalu dekat di tepi tebing dan terjatuh. Ketika terguling ke bawah, ia beruntung dapat meraih sebuah ranting yang patah karena ia jatuh. Kemudian ia melihat sekeliling, dan menjadi takut, ia tidak melihat apapun. Saat itu gelap pekat.

Ia tidak dapat bergantung di ranting selamanya dan tidak ada jalan baginya untuk memanjat tebingnya ke atas. Jadi ia mulai berteriak minta bantuan, berharap ada seseorang lewat yang membantunya.

“TOLONG! TOLONG! Adakah seseorang di atas sana? Tolong bantu!”

Ia berteriak cukup lama tetapi tidak ada yang mendengarnya. Ia sudah hampir putus asa ketika ia mendengar suara.

“Anakku, bisa mendengarku?”

“Ya, ya! Aku dapat mendengarmu. Aku di bawah sini!”

“Aku dapat melihatmu. Apakah kau ingin aku menolongmu?”

“Ya, tapi siapa kau?”

“Aku Tuhan.”

“Tuhan, tolong bantu aku! Aku janji jika Kau membantuku dari sini, aku akan berhenti dari dosaku. Aku akan menjadi orang baik. Aku akan melayaniMu sepanjang hidupku.”

“OK,” Tuhan menjawab. Kemudian ia menambahkan, “Apakah kamu percaya aku?”

“Ya, Tuhan.”

“Sekarang, ini yang Aku mau kau lakukan. Dengarkan baik-baik.”

“Aku akan lakukan apapun, Tuhan. Katakan saja apa yang harus aku lakukan.”

“OK. Lepaskan rantingnya.”

“Apa?!” ia menjawab tidak percaya.

“Aku katakan lepaskan rantingnya. Pecaya padaku. Lepaskan.”

Terjadi keheningan yang panjang.

Akhirnya pria itu yang jatuh itu teriak lagi, “TOLONG! TOLONG! ADAKAH ORANG LAIN DI ATAS SANA?”

Tidak ada yang menjawab. Pria itu memegang rantingnya untuk beberapa jam lagi.

Ketika fajar datang. Tempat itu mulai menjadi terang. Dan ia berkata pada dirinya sendiri, “Aku sangat lelah… sekarang aku akhirnya dapat melihat berapa jauh aku akan jatuh sebelum aku meninggal…”

Perlahan, sinar matahari bersinar di satu sisi tebingnya. Kemudian, mulai menyinari tangan, wajah, tubuh, terus turun ke kakinya, keseluruh bagian bawah batu yang bercela.

Akhirnya, ia melihat seluruh tempatnya.

Dan ia terkejut, ia sadar bahwa ia hanya beberapa inci jauhnya dari tanah!

Kadangkala, kita dapat seperti pria ini, memegang sesuatu yang menghalangi kebebasan kita.

Kita dapat menjadi takut untuk melepaskan.

Bahkan jika kita sangat putus asa atau letih, kita terus memegang karena ketakutan kita atau ketidakpercayaan kita.

Sering kali kita tidak lakukan apapun karena kita ingin memastikan itu benar suara Tuhan yang meminta untuk melepaskan. Bahkan jika sudah jelas bahwa apa yang kita pegang menghentikan dari kebebasan kita.

Hari ini, Tuhan mendesak Anda untuk melepaskan.

Lepaskan segala hal, situasi dan relasi yang menghambat Anda menjadi yang terbaik dari yang Anda bisa.

Majulah sahabatku dan hidup bebas.

Diterjemahkan oleh Ignatius Susilo dari buku “ENJOY GOD'S BEST FOR YOUR LIFE" karangan Arun Gogna (Catholic Preacher from Philipinne)


Jumat, 07 Januari 2011

Tidak masalah untuk merasa kesepian

Ketika Anda kehilangan seseorang, tidak masalah untuk merasa kesepian.

Tetapi apakah Anda tahu, banyak orang berpikir bahwa kesepian biasanya negatif?

Ya, ada orang yang percaya akan keyakinan yang terbalik akan arti kesepian ini. Mereka cenderung melarikan diri dari perasaan sepi dengan melibatkan diri dalam kenikmatan yang semu seperti melihat film, minum atau bahkan menggunakan obat-obatan terlarang. Beberapa orang menerima bahwa merasa sepi itu adalah suatu yang buruk. Mungkin karena orang-orang yang mengenal mereka berkata kepada mereka, “Jangan sedih.” “Jangan menangis.” “Jangan merasa buruk.” Mungkin mereka diberitahu bahwa perasaan yang benar hanya sukacita, kebahagiaan dan rasa syukur.

Sehingga mereka berakhir dengan mencoba menolak atau mencoba menutupi apa yang sesungguhnya mereka rasakan.

Ketika saya remaja, Saya kehilangan ayah saya.

Banyak teman saya datang untuk menghibur. Keluarga saya dan saya sangat menghargai simpati dan penguatan yang kami terima. Beberapa berkata agar saya menjadi kuat. Yang lain menyarankan saya untuk maju terus.

Tetapi apa yang saya sangat hargai adalah mereka yang berkata sesungguhnya tentang apa yang saya rasakan saat itu.

Beberapa orang ini mengetahui arti dari berduka yang sesungguhnya.

Mereka berkata agar saya menangis.

Mereka berkata bahwa seluruh keluarga saya akan mengalami duka yang dalam, tetapi hanya untuk sementara.
Mereka bahkan membuatnya menjadi jelas bahwa saya harus pergi kepada Tuhan dan bertanya kepadaNya mengapa ini harus terjadi jika saya merasa ingin melakukannya.

Suatu hari, saya mengikuti apa yang mereka katakan. Saya pergi kepada Tuhan dan bertanya kepadaNya mengapa.

Saya menemukan penghiburan di dalamNya.

Dalam Injil Yohanes kita akan menemukan ayat terpendek di dalam Perjanjian Baru. “Yesus menangis.”

Ayat ini mengatakan begitu banyak mengenai kenyataan dari berduka dan merasa sepi.

Lazarus, sahabar terkasih dari Yesus, meninggal. Ketika Yesus mengunjungi makamnya dan melihat orang-orang menangis, Yesus menangis bersama mereka. Jika kesepian itu buruk, mengapa Yesus menangis? Mengapa Ia menangis bersama mereka yang sedang berduka? Jika salah untuk menjadi sedih, mengapa Yesus sedih karena Ia kehilangan temanNya?

Tidak MASALAH untuk merasa sepi. Kesedihan bukanlah musuh.

Kesepian akan menghancurkan hanya ketika kita sepi untuk jangka waktu yang lama.

Satu bahaya adalah mengubah duka kita menjadi gaya hidup.

Setelah Yesus menangis, Ia memanggil nama Lazarus kemudian Lazarus keluar dari makamnya hidup.

Setelah Yesus menangis, Ia memberikan hidup kepada Lazarus.

Ijinkan duka Anda berubah menjadi hidup.

Pemazmur berkata, “Duka hanya tinggal untuk semalam, tetapi suka cita datang di pagi hari.”
Apakah sekarang Anda kesepian karena suatu alasan tertentu?

Pergi kepada Tuhan.

Dia mengerti.


Diterjemahkan oleh Ignatius Susilo dari buku “ENJOY GOD'S BEST FOR YOUR LIFE" karangan Arun Gogna (Catholic Preacher from Philipinne)

Kamis, 06 Januari 2011

Pilihlah sahabat Anda

Ketika Anda ingin membeli sepatu baru, apakah Anda mengambil sepasang sepatu yang pertama kali Anda lihat? Atau Anda tipe orang yang suka melihat-lihat berhari-hari untuk menemukan sepasang sepatu yang tepat? Saya mengenal seseorang yang mencoba lebih dari 10 sepatu sebelum hanya membeli satu saja. Ini dapat menjadi keputusan yang sulit kadangkala, benarkan?

Bagaimana dengan tukang potong rambut Anda? Apakah Anda pergi kesiapapun jika Anda ingin memotong rambut? Atau Anda memiliki seseorang yang selalu mencukur rambut Anda? Saya pergi kesatu orang setiap bulan. Dia tahu bagaimana menangani rambut keriting saya dan ia memberi saya pijatan terbaik.

Jadi mengapa kita membicarakan mengenai sepatu dan rambut?

Tujuan saya adalah ini: Karena kita manusia rasional, kita tidak memilih dengan semena-mena sesuatu yang penting bagi kita.

Kita mempertimbangkan fakta sebelum membuat keputusan. Kita berpikir melalui pilihan kita.

Kita harus menggunakan kebijakan dalam memilih sahabat. Kita harus menerapkan penilaian yang baik apakah menahan mereka atau melepaskan mereka.

Melepaskan sahabat-sahabat?

Ya. Anda membaca dengan tepat.

Kadangkala Anda harus melepaskan sahabat.

Ketika saya masih muda, saya berpikir bahwa memiliki sahabat terjadi begitu saja.

Seiring dengan semakin dewasanya saya, saya sadar bahwa saya dapat berkata ya atau tidak untuk sebuah persahabatan.

Memilih sahabat sesungguhnya merupakan usaha yang serius.

Jack Canfield, penulis bersama dari buku terlaris Chicken Soup for the Soul, menceritakan kisah mengenai perubahannya dari seorang jutawan menjadi seorang milyarder. Dia bertanya-tanya mengapa sahabatnya, yang melakukan hal yang sama dengan yang ia lakukan, merupakan seorang milyarder, dan ia hanya seorang jutawan. Mereka melakukan hal yang sama: memberi ceramah, menulis buku, memiliki perusahaan pelatihan, dan menjual audio dan video rekaman dari seminar mereka. Dalam kebingungannya, suatu hari ia bertanya kepada sahabatnya, “Bagaimana mungkin kita melakukan hal yang sama tetapi saya hanya seorang jutawan dan Anda seorang milyarder?”

Sahabatnya menatap dia kedalam matanya dan berkata, “Dengan siapa kamu banyak menghabiskan waktu?”

Jack berkata, “Saya bersama dengan sahabat-sahabat jutawan saya.”

“Itu masalah Anda, “ sahabatnya menjawab.

“Anda seorang jutawan karena Anda di kelilingi oleh para jutawan. Saya, saya seorang milyarder karena saya dikelilingi para milyarder.”

Dengan siapa Anda banyak menghabiskan waktu?

Sahabat macam apa yang ada disekeliling Anda?

Ketika Anda bermain dengan orang yang matang Anda akan selamanya menjadi seorang yang matang.

Tetapi ketika Anda bermain dengan seorang yang professional, walaupun Anda adalah pemain yang tidak berpengalaman, suatu hari Anda akan menjadi baik seperti mereka.

Jika sahabat Anda suka belajar, amati bagaimana kebiasaan belajar Anda juga menjadi lebih baik.

Baik Anda sadar atau tidak, Anda dipengaruhi oleh orang yang menghabiskan banyak waktu dengan Anda – kebanyakan adalah sahabat Anda.

Sahabat memiliki pengaruh yang tak terhapuskan dalam hidup Anda.

Jadi, pilihlah sahabat yang peduli dengan kesejahteraan dan pertumbuhan Anda.

Anda memiliki kekuatan untuk memilih sahabat Anda.

Diterjemahkan oleh Ignatius Susilo dari buku “ENJOY GOD'S BEST FOR YOUR LIFE" karangan Arun Gogna (Catholic Preacher from Philipinne)